Ar Rahiqul Makhtum: Ciri Fisik dan Akhlak Rasulullah SAW



Ciri Fisik dan Akhlak Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW memiliki sifat (Fisik) dan akhlak yang mulia dan sempurna, sehingga tidak ada kata-kata yang dapat mendeskripsikannya dengan sempurna. Keistimewaan beliau membuat hati orang-orang kagum dan penuh hormat, dan para sahabat rela mengorbankan jiwa raga mereka untuk melindungi dan memuliakan beliau. Hal ini tidak pernah terjadi pada orang lain di dunia ini. Orang-orang yang hidup bersama beliau dan mencintainya sepenuh jiwa, rela mengorbankan nyawa mereka dan bahkan tidak peduli jika kuku beliau tergores. Mereka mencintainya karena beliau memiliki kesempurnaan yang luar biasa, yang tidak dimiliki oleh manusia lain.

Berikut adalah ringkasan dari berbagai riwayat yang menjelaskan tentang keindahan dan kesempurnaan beliau, meskipun kami mengakui bahwa kami tidak mampu menggambarkannya secara utuh.




Keindahan Fisik Nabi Muhammad SAW

Ummu Ma'bad al-Khaza'iyah, saat menggambarkan Nabi Muhammad SAW kepada suaminya ketika beliau melewati tendanya saat hijrah, berkata:

"Wajahnya bersinar, dahinya lebar, akhlaknya mulia, tidak pernah lelah, tidak pernah berkerut kening, tampan dan berwibawa, matanya indah, bulu matanya panjang, suaranya merdu, lehernya bercahaya, putih, bermata besar, berkening tebal, berhidung mancung, berjanggut lebat, rambutnya hitam pekat. Saat diam, dia tampak berwibawa, dan saat berbicara, dia tampak bersinar (aura keagungan). Dia adalah orang yang paling tampan dan menawan dari kejauhan, dan yang paling baik dan manis dari dekat. Perkataannya manis, penuh hikmah, tidak sia-sia, dan tidak berlebihan. Seolah-olah kata-katanya seperti mutiara yang dirangkai dan dijatuhkan. Tubuhnya sedang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi, seperti ranting di antara dua ranting. Dia adalah orang yang paling indah penampilannya dari ketiganya, dan yang paling mulia kedudukannya. Dia memiliki teman-teman yang mengelilinginya. Ketika dia berbicara, mereka mendengarkan perkataannya, dan ketika dia memerintahkan, mereka bergegas untuk memenuhinya. Dia selalu dihormati dan dijaga, tidak pernah cemberut atau marah."


Catatan:

  • Terjemahan ini berusaha untuk menyampaikan makna teks Arab dengan sebaik mungkin, sambil tetap menjaga keindahan dan kelancaran bahasa Indonesia.
  • Beberapa kata dan frasa dalam bahasa Arab telah diadaptasi agar sesuai dengan konteks bahasa Indonesia.
  • Terjemahan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan teks Arab asli, tetapi hanya sebagai panduan untuk memahami maknanya.



Deskripsi oleh Ali bin Abi Talib:

Ali bin Abi Talib menggambarkan Nabi Muhammad SAW dengan beberapa ciri fisik berikut:

  • Tinggi badan sedang: Beliau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek.
  • Rambut keriting: Rambut beliau keriting, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis.
  • Wajah bulat: Wajah beliau berbentuk bulat.
  • Kulit putih kemerahan: Kulit beliau berwarna putih kemerahan.
  • Mata besar dan hitam: Matanya besar dan berwarna hitam.
  • Bulu mata panjang: Bulu matanya panjang.
  • Alis tebal: Alisnya tebal.
  • Dagu lancip: Dagunya lancip.
  • Tangan dan kaki ramping: Tangan dan kakinya ramping.
  • Berjalan dengan anggun: Saat berjalan, beliau tampak anggun dan seolah-olah berjalan di atas air.
  • Berputar dengan seluruh tubuh: Saat menoleh, beliau menoleh dengan seluruh tubuhnya.
  • Memiliki tanda kenabian di antara kedua bahunya: Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian.
  • Memiliki telapak tangan yang bagus: Telapak tangan beliau bagus dan halus.
  • Memiliki dada yang lapang: Dadanya lapang dan gagah.
  • Berbicara dengan jujur: Beliau selalu berbicara dengan jujur.
  • Menepati janji: Beliau selalu menepati janji.
  • Bersifat lembut: Beliau memiliki sifat yang lembut dan penyayang.
  • Mulia dalam pergaulan: Beliau mulia dan terhormat dalam pergaulan.
  • Menimbulkan rasa kagum pada orang yang melihatnya: Orang yang melihatnya secara langsung akan merasa kagum dan hormat.
  • Menimbulkan rasa cinta pada orang yang mengenalnya: Orang yang mengenalnya akan merasa cinta dan hormat.
  • Tidak ada yang seperti beliau: Ali bin Abi Talib tidak pernah melihat orang yang seperti beliau, baik sebelum maupun sesudahnya.

Deskripsi oleh Jaber bin Samurah:

Jaber bin Samurah menambahkan beberapa ciri fisik Nabi Muhammad SAW berikut:

  • Mulut lebar: Mulut beliau lebar.
  • Putih matanya ada sedikit warna merah
  • Tumit kaki kecil: Daging tumitnya sedikit.

Catatan:

  • Yang terpenting adalah sifat-sifat mulia Nabi Muhammad SAW, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang, yang menjadikannya teladan bagi umat manusia.




Deskripsi Nabi Muhammad SAW oleh Abu Tufail, Anas bin Malik, Abu Juhaifah, Abdul Rahman bin Bashir, Al-Bara', dan Rabi'ah binti Mu'awidh

Abu Tufail:

  • Beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kulit putih dan wajah yang rupawan.
  • Beliau juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menjadi pusat perhatian.

Anas bin Malik:

  • Beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki telapak tangan yang lebar.
  • Beliau juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki warna kulit yang cerah, tidak putih pucat, dan tidak hitam.
  • Beliau tidak memiliki rambut putih di rambutnya atau janggutnya, kecuali dua puluh helai.
  • Rambut putih tersebut hanya terdapat di pelipis beliau.

Abu Juhaifah:

  • Beliau melihat ada rambut putih di bawah bibir bawah Nabi Muhammad SAW.

Abdul Rahman bin Bashir:

  • Beliau berkata bahwa ada rambut putih di tenggorokan Nabi Muhammad SAW.

Al-Bara':

  • Beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki tubuh yang tegap dan bahu yang lebar.
  • Rambut beliau panjangnya sampai ke telinga.
  • Al-Bara' pernah melihat Nabi Muhammad SAW mengenakan jubah merah, dan beliau belum pernah melihat orang yang lebih tampan daripada beliau.
  • Pada awalnya, Nabi Muhammad SAW biasa menyisir rambutnya ke belakang karena meniru kebiasaan Ahli Kitab. Namun, kemudian beliau mulai membelah rambutnya.
  • Wajahnya seperti rembulan, dan juga bulat.

Rabi'ah binti Mu'awidh:

  • Beliau berkata bahwa jika seseorang melihat Nabi Muhammad SAW, dia akan merasa seperti melihat matahari yang terbit (Indah dipandang).





Deskripsi Nabi Muhammad SAW oleh Jaber bin Samurah, Abu Hurairah, Ka'ab bin Malik, Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Ali bin Abi Talib

Jaber bin Samurah:

  • Beliau berkata bahwa dia pernah melihat Nabi Muhammad SAW pada malam purnama. Saat itu, beliau melihat Nabi Muhammad SAW dan bulan purnama, dan Nabi Muhammad SAW mengenakan jubah merah. Beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW lebih indah baginya daripada bulan purnama.

Abu Hurairah:

  • Beliau berkata bahwa dia tidak pernah melihat orang yang lebih tampan daripada Nabi Muhammad SAW. Beliau berkata bahwa wajah Nabi Muhammad SAW bersinar seperti matahari, dan dia tidak pernah melihat orang yang berjalan lebih cepat daripada Nabi Muhammad SAW. Beliau berkata bahwa seolah-olah bumi dilipat untuk beliau, dan mereka (para sahabat) merasa lelah, tetapi beliau tidak peduli.

Ka'ab bin Malik:

  • Beliau berkata bahwa ketika Nabi Muhammad SAW senang, wajah beliau bersinar seperti sepotong bulan.

Aisyah:

  • Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW berkeringat saat berada di rumah Aisyah. Aisyah kemudian menyeka keringat di wajah beliau dan membacakan puisi Abu Kabir al-Huzali:

"Dan ketika aku melihat garis-garis di wajahnya, Mereka bersinar seperti kilatan petir yang bersinar."

Abu Bakar:

  • Setiap kali melihat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar berkata:

"Amin, yang terpilih untuk kebaikan, dia menyeru, Seperti cahaya bulan yang menghilangkan kegelapan."

Umar bin Khattab:

  • Umar bin Khattab biasa membacakan syair Zuhair bin Abi Sulma tentang Hirm bin Sinan:

"Jika kau terbuat dari selain manusia, Kau akan menjadi penerang di malam bulan purnama."

Kemudian beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW juga seperti itu.

  • Ketika Nabi Muhammad SAW marah, wajah beliau memerah, seperti buah delima yang pecah di pipinya.

Ali bin Abi Talib:

  • Ali bin Abi Talib berkata bahwa Nabi Muhammad SAW tidak memiliki cacat fisik. Beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Beliau tidak gemuk dan tidak kurus. Beliau tidak botak dan tidak beruban. Beliau tidak memiliki bekas luka dan tidak memiliki cacat lainnya.




Wajah dan Senyum:

  • Jabir bin Samurah berkata, "Di kakinya terdapat bekas luka, dan beliau tidak pernah tertawa terbahak-bahak, melainkan hanya tersenyum. Ketika aku memandangnya, aku berkata, 'Betapa hitamnya matanya!' Padahal, beliau tidak bercelak." (22)
  • Ibnu Abbas berkata, "Gigi depan Beliau renggang. Ketika berbicara, terlihat seperti cahaya keluar dari sela-sela giginya." (23)

Leher dan Janggut:

  • Leher beliau bentuknya indah berkilau seperti perak. Bulu matanya lentik dan janggutnya lebat.
  • Dahi beliau luas, alisnya tebal dan bersatu, hidungnya mancung, pipinya rata, dan dari dada hingga pusarnya terdapat rambut yang menjuntai seperti batang pohon.
  • Di perut dan dadanya tidak terdapat rambut lain, selain rambut tersebut. Perut dan dadanya sama rata, dadanya bidang dan lebar, tulangnya ramping, telapak kakinya tipis, dan ujung jarinya lancip.
  • Ketika berjalan, langkahnya lebar dan tegap. (24)


Kulit dan Keharuman:

  • Anas bin Malik berkata, "Aku tidak pernah menyentuh sutra ataupun brokat yang lebih halus dari telapak tangan Nabi SAW. Aku juga tidak pernah mencium aroma yang lebih harum dari aroma beliau."
  • Dalam riwayat lain disebutkan, "Aku tidak pernah mencium minyak wangi kasturi, misk, ataupun aroma lain yang lebih harum dari aroma Rasulullah SAW." (25)
  • Abu Juhaifah berkata, "Aku menggenggam tangan beliau dan meletakkannya di wajahku. Ternyata, tangan beliau lebih dingin daripada es dan lebih harum daripada misk." (26)
  • Jabir bin Samurah (saat masih kecil) berkata, "Beliau mengusap pipiku dan aku merasakan dingin dan aroma seperti dari kotak parfum." (27)





  • Anas bin Malik berkata, "Keringat beliau bagaikan mutiara." Umm Salamah berkata, "Beliau adalah orang yang paling harum aromanya." (28)
  • Jabir berkata, "Beliau tidak pernah melewati jalan yang kemudian dilalui orang lain, kecuali orang tersebut mengetahui bahwa beliau telah melewatinya karena aroma harumnya, atau (dia berkata) karena aroma keringatnya." (29)

Ciri-ciri Kenabian:

  • Di antara kedua bahu beliau terdapat tanda kenabian sebesar telur merpati, menyerupai tubuhnya. Tanda tersebut terletak di dekat tulang belikat kirinya, dan dikelilingi oleh bulu-bulu halus berwarna hitam. (30)



Kesempurnaan dan Kemuliaan Akhlak Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW terkenal dengan kefasihan lisannya dan keindahan ucapannya (Lihat ilmu balaghah). Beliau menempati kedudukan tertinggi dalam hal ini, dan tidak ada yang menyamainya. Beliau memiliki kelancaran alami, kesucian kata-kata, kemegahan ucapan, kebenaran makna, dan sedikit kepura-puraan. Beliau dianugerahi kemampuan meringkas kata-kata, diberkahi dengan kebijaksanaan yang luar biasa, dan menguasai bahasa Arab. Beliau dapat berbicara dengan setiap suku dengan bahasa mereka sendiri dan berdialog dengan mereka dalam bahasa mereka sendiri. Beliau memiliki kekuatan dan kefasihan orang Badui, kejernihan kata-kata orang kota dan keindahan ucapan mereka, serta bantuan ilahi yang diberikan melalui wahyu.

Kesabaran, toleransi, memaafkan ketika ada kesempatan, dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan adalah sifat-sifat mulia yang menghiasi diri Beliau. Setiap orang yang sabar pun pernah melakukan kesalahan dan teringat akan kesalahannya. Namun, Nabi Muhammad SAW, meskipun sering dihina, semakin sabar. Dan saat menghadapi kebodohan orang yang keterlaluan, Beliau semakin pemaaf. Aisyah berkata, "Nabi Muhammad SAW tidak pernah memilih antara dua hal kecuali memilih yang paling mudah, kecuali jika itu dosa. Jika itu dosa, maka Beliau adalah orang yang paling jauh darinya. Dan Beliau tidak pernah membalas dendam untuk dirinya sendiri kecuali jika kehormatan Allah dilanggar, maka Beliau membalas dendam untuk Allah."





Dan Beliau adalah orang yang paling jauh dari kemarahan dan paling cepat ridha.

Sifat kedermawanan dan kemurahan hati Nabi Muhammad SAW tidak ternilai harganya. Beliau memberi dengan cara yang tidak dilakukan oleh orang yang takut miskin. Ibnu Abbas berkata, "Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau paling dermawan di bulan Ramadhan saat bertemu dengan Jibril. Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan untuk bertadarus Al-Qur'an(nabi membaca alquran, jibril mendengarkannya dan sebaliknya). Rasulullah SAW lebih dermawan dengan kebaikan daripada angin yang bertiup." [23] Jabir berkata, "Beliau tidak pernah ditanya tentang sesuatu pun dan berkata, 'Tidak'." [33]

Beliau memiliki keberanian, pertolongan, dan keberanian yang tidak tertandingi. Beliau adalah orang yang paling berani, menghadiri situasi sulit, dan para ksatria dan pahlawan melarikan diri dari situasi tersebut lebih dari sekali. Beliau teguh dan tidak bergerak, maju dan tidak mundur, dan tidak goyah. Tidak ada orang yang berani kecuali ada celah yang diperhitungkan untuknya, dan ada putaran yang tercatat darinya selain dia. Ali berkata, "Ketika pertempuran memanas dan mata memerah, kami berlindung di belakang Rasulullah SAW. Tidak ada yang lebih dekat dengan musuh daripada dia." [4] Anas berkata, "Suatu malam, penduduk Madinah panik. Orang-orang pergi sebelum suara itu, dan mereka bertemu Rasulullah SAW dalam perjalanan kembali, setelah mendahului suara itu, di atas kuda telanjang milik Abu Thalhah, dengan pedang di lehernya, dan berkata: 'Jangan takut, jangan panik.'" [35]




Dan Beliau adalah orang yang paling pemalu dan paling menundukkan pandangan.

Abu Sa'id Al-Khudri berkata, "Beliau lebih pemalu daripada seorang gadis perawan di kamarnya, dan jika Beliau tidak menyukai sesuatu, itu terlihat di wajahnya." [36] Beliau tidak pernah menatap wajah seseorang dengan seksama, menundukkan pandangan, dan lebih sering melihat ke tanah daripada ke langit. Beliau memiliki pandangan yang tajam dan tidak pernah mengatakan sesuatu yang tidak disukai orang lain karena rasa malu dan kemuliaan jiwanya. Beliau tidak pernah menyebut nama seseorang yang telah melakukan sesuatu yang tidak disukai, tetapi hanya berkata, "Apa yang dilakukan orang-orang ini?" Beliau adalah orang yang paling berhak atas kata-kata (pujian) al-Farazdaq (Penyair yang terkenal yang selalu memuji nabi):

"Dia menundukkan pandangan karena malu dan karena keagungannya .. dia tidak berbicara kecuali ketika dia tersenyum."

Beliau adalah orang yang paling bermusyawarah, paling pemaaf, paling jujur dalam berbicara, dan paling terpercaya. Hal ini diakui oleh teman dan musuh Beliau. Beliau dikenal sebagai "al-Amin" (yang terpercaya) sebelum kenabian, dan orang-orang berselisih paham kepadanya di masa Jahiliah sebelum Islam. At-Tirmidhi meriwayatkan dari Ali bahwa Abu Jahal berkata kepada Beliau, "Kami tidak mendustakanmu, tetapi kami mendustakan apa yang kamu bawa." Maka Allah SWT menurunkan ayat tentang mereka, "Sesungguhnya mereka tidak mendustakanmu, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Allah." [Al-An'am: 33]

Heraclius (Raja Romawi) bertanya kepada Abu Sufyan (sebelum Abu Sufyan masuk Islam), "Apakah kamu menuduhnya berbohong sebelum dia mengatakan apa yang dia katakan?" Dia berkata, "Tidak."





Dan Beliau adalah orang yang paling rendah hati dan paling jauh dari kesombongan.

Beliau melarang orang untuk berdiri untuk menghormatinya seperti mereka berdiri untuk menghormati raja. Beliau mengunjungi orang miskin, duduk bersama orang miskin, menjawab undangan budak, dan duduk bersama para sahabatnya seperti salah satu dari mereka. Aisyah berkata, "Beliau menambal sepatunya, menjahit bajunya, dan bekerja dengan tangannya seperti yang dilakukan salah satu dari kalian di rumah kalian. Beliau adalah manusia biasa dari manusia, mencuci bajunya, memerah susu domba, dan melayani dirinya sendiri." [38]

Beliau adalah orang yang paling setia pada janji, paling dekat dengan kerabat, dan paling penuh kasih sayang, belas kasihan, dan kasih sayang kepada orang lain. Beliau adalah orang yang paling baik dalam pergaulan dan adab, orang yang paling sederhana dalam watak, dan orang yang paling jauh dari akhlak yang buruk. Beliau tidak pernah berkata kasar, tidak pernah berbuat cabul, tidak pernah mengutuk, dan tidak pernah berteriak di pasar. Beliau tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi memaafkan dan mengampuni. Beliau tidak pernah membiarkan seseorang berjalan di belakangnya, dan Beliau tidak pernah meninggikan diri di atas budak dan pelayannya dalam hal makanan atau pakaian. Beliau melayani mereka yang melayaninya, dan tidak pernah mengatakan "uf" kepada pelayannya, dan tidak pernah menegurnya atas sesuatu yang dia lakukan atau tinggalkan. Beliau mencintai orang miskin dan duduk bersama mereka, menghadiri pemakaman mereka, dan tidak pernah meremehkan orang miskin karena kemiskinan mereka.

Pada suatu perjalanan, Beliau memerintahkan untuk menyembelih seekor domba. Seorang pria berkata, "Saya akan menyembelihnya." Pria lain berkata, "Saya akan mengulitinya." Dan pria lain berkata, "Saya akan memasaknya." Maka Rasulullah SAW berkata, "Dan saya akan mengumpulkan kayu bakar." Mereka berkata, "Kami cukup untuk Anda." Beliau berkata, "Saya tahu Anda cukup untuk saya, tetapi saya tidak ingin dibedakan dari Anda. Sungguh, Allah membenci hamba-Nya yang melihatnya dibedakan di antara para sahabatnya." Beliau kemudian bangun dan mengumpulkan kayu bakar. [39]



Dan mari kita biarkan Hindun bin Abi Halah menggambarkan Rasulullah SAW bagi kita.

Hindun berkata, "Rasulullah SAW selalu sedih, selalu berpikir, tidak memiliki istirahat, dan tidak berbicara kecuali jika perlu. Beliau pendiam, memulai dan mengakhiri percakapan dengan bibirnya - bukan dengan ujung mulutnya - dan berbicara dengan ringkas, fasih tanpa berlebihan atau kekurangan. Beliau murah hati, tidak kasar atau menghina, memuliakan nikmat meskipun kecil, tidak pernah mencela apa pun - Beliau tidak pernah mencela rasa - dan tidak memujinya. Beliau tidak marah ketika haknya dilanggar sampai dia membela dirinya sendiri. Beliau tidak marah untuk dirinya sendiri dan tidak membalas dendam untuk dirinya sendiri - toleransi. Dan ketika dia menunjuk, dia menunjuk dengan seluruh tangannya. Ketika dia heran, hatinya bergetar. Ketika dia marah, dia berpaling dan berpaling. Dan ketika dia senang, dia menurunkan pandangannya. Tertawanya adalah senyuman, dan dia membuka mulutnya seperti awan putih."





Beliau menjaga lidahnya kecuali untuk hal yang penting (bermanfaat).

Beliau menyatukan para sahabatnya dan tidak memecah belah mereka. Beliau menghormati orang yang paling mulia dari setiap kaum dan menjadikannya pemimpin atas mereka. Beliau memperingatkan orang-orang dan berhati-hati terhadap mereka tanpa menyembunyikan wajahnya dari salah satu dari mereka. Beliau menengok para sahabatnya, menanyakan kepada orang-orang tentang keadaan orang lain, memuji yang baik dan memperbaikinya, mencela yang buruk dan melemahkannya. Beliau bertindak dengan moderat, tidak ragu-ragu, tidak lalai karena takut mereka lalai atau bosan. Beliau memiliki persiapan untuk setiap situasi, tidak pernah menyimpang dari kebenaran, dan tidak melebihinya.

Orang-orang yang dekat dengannya adalah yang terbaik di antara manusia.

Di antara mereka, yang paling disukai Beliau adalah yang paling banyak memberikan nasihat, dan yang paling tinggi kedudukannya di mata Beliau adalah yang paling baik dalam menghibur dan membantu. Beliau tidak pernah duduk atau berdiri kecuali dengan mengingat Allah. Beliau tidak memilih tempat duduk - Beliau tidak membedakan tempat untuk dirinya sendiri. Ketika Beliau tiba di suatu tempat, Beliau duduk di mana pun Beliau menemukan tempat duduk, dan Beliau memerintahkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Beliau memberikan haknya kepada setiap orang yang duduk dengannya; sehingga tidak ada yang duduk dengannya yang mengira ada yang lebih dihormati oleh Beliau daripada dirinya. Jika seseorang duduk atau berdiri di hadapan Beliau untuk suatu keperluan, Beliau bersabar dengannya sampai orang tersebut selesai. Dan jika seseorang meminta sesuatu kepada Beliau, Beliau tidak pernah menolaknya kecuali dengan memberikannya atau dengan mengatakan sesuatu yang baik. Beliau telah memperluas kebaikan dan akhlaknya kepada orang-orang, sehingga Beliau menjadi ayah bagi mereka, dan mereka menjadi setara di hadapannya dalam hal kebenaran, dibedakan olehnya berdasarkan ketakwaan. Majelisnya penuh dengan kesabaran, rasa malu, kesabaran, dan kepercayaan. Suara tidak dinaikkan di sana, dan larangan tidak dilanggar di sana - tidak ada yang takut akan kesalahannya. Mereka saling menyayangi dengan ketakwaan, menghormati yang lebih tua, mengasihani yang lebih muda, membantu yang membutuhkan, dan menghibur orang asing.


Beliau selalu ramah, mudah bergaul, dan murah hati

Beliau tidak kasar, tidak keras, tidak suka berteriak, tidak cabul, tidak suka mengkritik, dan tidak suka memuji. Beliau mengabaikan apa yang tidak dia sukai dan tidak putus asa darinya. Beliau meninggalkan tiga hal untuk dirinya sendiri: riya, berlebihan, dan apa yang tidak menjadi perhatiannya (tidak bermanfaat). Beliau juga meninggalkan tiga hal untuk orang lain: Beliau tidak mencela siapa pun, tidak mengejek siapa pun, dan tidak mencari-cari kesalahan mereka. Beliau tidak berbicara kecuali tentang apa yang dia harapkan pahala untuk itu. Ketika Beliau berbicara, para sahabatnya diam, seolah-olah ada burung di atas kepala mereka. Dan ketika Beliau diam, mereka berbicara. Mereka tidak memperebutkan pembicaraan di hadapannya. Siapapun yang berbicara di hadapannya, mereka mendengarkannya sampai dia selesai. Pembicaraan mereka adalah pembicaraan orang pertama. Beliau tertawa dengan apa yang mereka tertawakan, kagum dengan apa yang mereka kagumi, dan bersabar dengan orang asing meskipun mereka kasar dalam berbicara. Beliau berkata, "Jika kamu melihat orang yang membutuhkan meminta bantuan, bantulah dia." Dan Beliau tidak meminta pujian kecuali dari orang yang setara (layak)" (artinya nabi tidak menerima pujian sholawat kecuali dari orang yang beriman)

Menurut Kharijah bin Zaid, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berwibawa di majelisnya.

Beliau hampir tidak pernah menggerakkan anggota tubuhnya. Beliau pendiam, tidak berbicara kecuali jika perlu. Beliau berpaling dari orang yang berbicara dengan cara yang tidak baik. Tawanya adalah senyuman, dan kata-katanya ringkas, tidak berlebihan atau kurang. Dan tawa para sahabatnya di hadapannya adalah senyuman, karena rasa hormat dan kekaguman kepada Beliau.





kesimpulannya, Nabi Muhammad SAW adalah perwujudan dari sifat-sifat sempurna yang tiada tara.

Allah SWT mendidiknya dengan sebaik-baiknya, sehingga Allah SWT memujinya dengan firman, "Dan sungguh, engkau memiliki akhlak yang mulia." [Al-Qalam: 4] Sifat-sifat mulia inilah yang telah mendekatkan hati kepada Beliau, menjadikannya dicintai oleh hati, dan menjadikannya pemimpin yang dirindukan oleh hati. Sifat-sifat ini juga telah melunakkan hati kaumnya yang keras dan kasar setelah mereka menolak, sehingga mereka masuk ke dalam agama Allah berbondong-bondong.

Sifat-sifat mulia yang telah saya sebutkan di atas hanyalah garis-garis kecil dari manifestasi kesempurnaan dan sifat-sifat agungnya. Adapun hakikat keagungan dan sifat-sifatnya, itu adalah perkara yang tidak dapat dipahami (tak terhingga) dan tidak dapat diukur. Siapa pun yang dapat memahami hakikat kesempurnaan manusia terbesar di dunia ini, dia telah mencapai puncak kesempurnaan, diterangi oleh cahaya Allah SWT, sampai akhlaknya menjadi Al-Qur'an.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sungguh Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.

Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sungguh Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.

Pengarang kitab ini Syaikh Shafiur Rahman Mubarakpuri


Catatan:

  • Saya berharap ada pembaca yang alim Bahasa Arab sehingga bisa mengoreksi terjemahan ini di kolom komentar

Belum ada Komentar untuk "Ar Rahiqul Makhtum: Ciri Fisik dan Akhlak Rasulullah SAW"

Posting Komentar